Jakarta lagi-lagi
dikepung banjir besar. Banjir besar kali ini bahkan hingga merendam
Jalan protokol Sudirman dan Thamrin. Bahkan kompleks Istana pun tak
luput banjir kiriman dari Bogor.
Lumpuhnya Jakarta
akibat banjir membuat wacana pemindahan Ibu Kota kembali mencuat.
Pemikiran untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta memang bukan hal baru.
Sejak era Presiden Soekarno wacana ini sudah di gulirkan. Soekarno
sendiri mengusulkan Ibu Kota sebaiknya di pindah ke Palangka Raya,
Kalimantan Tengah.
Presiden berganti,
rezim berubah dan wacana pemindahan Ibu Kota pun timbul tenggelam. Namun
kini semakin banyak suara yang kembali mewacanakan pemindahan Ibu Kota.
Jakarta dianggap tidak sanggup lagi menopang beban berat. Berikut enam kota yang pernah dimunculkan sebagai pengganti Ibu Kota Jakarta:
1. Palangka Raya
Presiden pertama
Republik Indonesia, Ir Soekarno pernah menyampaikan gagasan tentang
pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia ke Palangka Raya sekitar tahun
1950-an. Wacana pemindahan itu muncul saat Soekarno meresmikan Palangka
Raya sebagai Ibu Kota Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 1957.
Kota ini dibangun pada
tahun 1957 (UU Darurat No 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui
Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Palangka Raya memiliki luas
2.678,51 Km persegi dan jauh lebih luas dari Jakarta, yang luasnya hanya
661,52 Km persegi itu.
Soekarno memilih
Palangka Raya karena secara geografis posisi kota ini tepat berada di
tengah Indonesia. Selain itu, Palangka Raya juga tidak berada pada
daerah tektonik, sehingga kondisi ini relatif aman dari bencana alam
gempa bumi, banjir dan tanah longsor. Namun hingga kini hal itu belum
terwujud.
2. Jonggol
Pada era Presiden
Soeharto, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor pernah diwacanakan sebagai
lokasi alternatif Ibu Kota. Ratusan hektar lahan di kawasan ini pernah
dibebaskan oleh sejumlah pengembang. Salah satunya PT Bukit Jonggol Asri
(BJA) yang saham mayoritasnya milik Bambang Trihatmodjo, putra mantan
Presiden Soeharto.
Perusahaan itu
mengalokasikan lahan sedikitnya 30 ribu Ha yang terbentang dari
Kecamatan Citeureup sampai Kabupaten Cianjur. Sekitar 24 desa di tiga
kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur akan
disulap menjadi kota metropolitan.
Namun entah kenapa
rencana itu terhenti, ribuan hektar tanah yang bakal dibebaskan itu kini
menjadi hutan ilalang dan Kecamatan Jonggol masih menjadi satu dari 40
kecamatan di Kabupaten Bogor yang tergolong sebagai daerah tertinggal.
3. Purwokerto
Di era Presiden SBY,
rencana pemindahan Ibu Kota juga pernah dikaji. SBY bahkan telah
menimbang-nimbang kota mana yang pada akhirnya nanti cocok dijadikan Ibu
Kota Negara.
Salah satu yang pernah
mengemuka adalah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Staf
Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Velix Wanggai dalam sebuah
diskusi di medio Desember 2010 pernah menyebut alasan mengapa Purwokerto
dilirik jadi pengganti Jakarta.
Purwokerto yang
dinilai cukup bagus dari segi infrastruktur. Ditambah lagi dengan
kondisi iklimnya yang cukup nyaman. Bahkan kawasan Baturaden diusulkan
menjadi kantor presiden.
"Di Purwokerto bisa dibangun bandara dan dekat akses pelabuhan di Cilacap," ujarnya. Namun lagi-lagi, hal ini pun hanya sebatas wacana.
4. Lampung
Provinsi Lampung juga
pernah disebut-sebut akan dijadikan Ibu kota pengganti Jakarta. Lampung
bahkan disebut memiliki potensi untuk menjadi calon Ibu Kota khusus
untuk pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta.
Secara demografi,
Lampung lebih baik dibandingkan Palangkaraya, Kalimantan Tengah Jonggol,
Jawa Barat maupun Banten. Namun hingga kini kabar ini pun hanya sebatas
wacana. Wacana ini pun kemudian kandas.
5. Karawang
Rencana pemindahan Ibu
Kota juga menghampiri Kota Karawang. Kota yang terkenal dengan berasnya
ini masuk nominasi calon pengganti Jakarta. Wacana pemindahan Ibu Kota
ke karawang sempat menguat pada tahun 2010.
Bupati Karawang saat itu Dadang S Muchtar menyambut baik usulan itu. Karawang pun dinilai siap menjadi Ibu Kota.
"Saya pikir kalau
dipindahkan ke Karawang merupakan langkah yang tepat sebagai penghargaan
terhadap Kota Pangkal Perjuangan," kata Dadang S Muchtar kala itu.
Menurut Dadang,
pihaknya akan mempersiapkan diri semaksimal mungkin jika kemudian
pilihan pemindahan Ibu Kota negara dan pusat pemerintahan yang kini
diwacanakan itu benar-benar terjadi. "Pasti kami persiapkan dan kami
sanggup," kata Dadang.
6. Palembang
Sejumlah sejarawan,
pekerja budaya, dan aktivis di Palembang pernah melemparkan isu
pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Palembang. Kondisi Jakarta sudah tidak
layak lagi untuk menjadi sebuah Ibu Kota.
Ada tiga alasan
pemindahan Ibu Kota di Palembang. Pertama, Palembang merupakan kota
salah satu tertua di Indonesia, sehingga memiliki sejarah kuat dengan
perkembangan sejarah Nusantara, sebab pernah menjadi pusat pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya dan titik awal penyebaran ajaran Islam dari Tiongkok
yang dibawa Cheng Ho.
Kedua, berdasarkan
sejarah Palembang merupakan wilayah yang paling aman dari berbagai
bencana alam. Ketiga, Palembang dikelilingi oleh berbagai sumber energi
maupun kebutuhan lainnya. Gubernur Sumsel Alex Noerdin secara tegas menyatakan, Sumsel siap, khususnya Palembang, siap menjadi ibukota Republik Indonesia.